Hakim banding tetap meyakini Fauzi bersalah melanggar Pasal 114 ayat (2) Jo Pasal 132 ayat (1) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Hanya saja, hukuman mati yang dijatuhkan PN Medan diganti dengan hukuman seumur hidup.
Awal Mula Kasus: Telepon yang Mengubah Nasib
Kasus ini bermula pada Rabu, 25 September 2024. Malam itu, Fauzi menerima telepon dari seorang buronan polisi, Syawaluddin (DPO), yang menawarkan pekerjaan mengantar narkotika.
Syawaluddin meminta Fauzi berkoordinasi dengan Kiki Rezeki Siregar, rekannya yang sudah membawa barang haram tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sekitar pukul 22.00 WIB, Kiki menghubungi Fauzi dan mengatakan ia sudah tiba di lokasi dengan satu goni dan empat tas berisi sabu-sabu dan ekstasi. Mereka sepakat bertemu di kawasan CBD Polonia, Medan.
Penangkapan yang Dramatis
Tanpa mereka sadari, pergerakan keduanya sudah dipantau Ditresnarkoba Polda Sumut. Saat proses serah terima hendak dilakukan, polisi langsung meringkus Fauzi di lokasi.
Penulis : M Agustian
Editor : Muchlis
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya