Ia juga menegaskan komitmen Trans7 untuk menghadirkan tayangan lebih positif dan mencerminkan nilai-nilai luhur pesantren.
“Kami berharap surat ini dapat diterima sebagai bentuk itikad baik dan komitmen kami menjaga marwah lembaga pendidikan keagamaan. Sekali lagi kami memohon maaf atas kekeliruan Trans7,” ujarnya.
Seperti diketahui, tayangan yang memicu kecaman tersebut menampilkan sejumlah narasi dan adegan yang dinilai merendahkan kehidupan santri dan kiai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di antaranya, komentar yang menyinggung kehidupan pesantren, adegan kiai menggunakan mobil mewah, dan sorotan terhadap harga pakaian sang kiai.
Reaksi publik pun meluas di media sosial. Tagar #BoikotTrans7 menjadi trending di platform X (dulu Twitter) dengan ribuan komentar yang menuntut pertanggungjawaban stasiun televisi tersebut.
Mayoritas warganet menilai tayangan itu membangun citra negatif terhadap pesantren, yang sejatinya merupakan lembaga pendidikan moral dan keagamaan yang berakar kuat di masyarakat Indonesia
Halaman : 1 2