“Negosiasi ini mencakup jangka waktu pinjaman, suku bunga, dan beberapa mata uang yang akan dibahas dengan mereka,” kata Dony di Jakarta.
Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Presiden Prabowo Subianto akan menerbitkan keputusan presiden (keppres) untuk mempercepat penyelesaian utang proyek tersebut.
Total investasi proyek KCIC mencapai US$ 7,27 miliar atau sekitar Rp121 triliun, di mana 75 persen dananya berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) dengan bunga 2 persen per tahun.
Pemerintah kini tengah mengkaji dua opsi utama:
- Pelimpahan kewajiban pembayaran kepada pemerintah, atau
- Penyertaan dana tambahan ke PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Namun pemerintah tetap mendorong Danantara mengambil peran utama dalam negosiasi utang tersebut.
Respons China: Negosiasi Itu Wajar
Duta Besar China untuk Indonesia, Wang Lutong, turut menanggapi proses negosiasi yang tengah dilakukan pemerintah Indonesia. Ia menilai langkah itu wajar untuk proyek raksasa seperti Whoosh.
“Proyek sebesar ini wajar jika butuh waktu bertahun-tahun untuk mencapai titik impas,” kata Wang saat ditemui di Kedutaan Besar China, Jakarta.
Wang juga menegaskan bahwa pemerintah China bangga dengan pencapaian proyek kereta cepat tersebut, yang telah mengangkut lebih dari 12 juta penumpang sejak beroperasi dua tahun lalu.
“Kami sangat bangga karena proyek ini memberikan dampak ekonomi dan sosial yang besar bagi Indonesia,” katanya.
Ia menambahkan bahwa komunikasi intensif antara kedua pemerintah terus dilakukan untuk memastikan proyek ini berjalan aman dan berkelanjutan.
“Saya tidak akan mengatakan ada kesulitan keuangan. Untuk perincian lebih lanjut soal Whoosh, kami masih berdiskusi dengan pemerintah Indonesia dan kementerian terkait,” tutupnya.











