Sidang Praperadilan Penangkapan Masyarakat Adat Simalungun, Kuasa Hukum: Keterangan Ahli Tidak Relevan

Jumat, 16 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Massa masyarakat adat, mahasiswa dan masyarakat sipil yang tergabung dalam Aliansi Gerak Tutup TPL saat sidang praperadilan penangkapan 4 masyarakat adat. Foto: Dok. Bakumsu

Massa masyarakat adat, mahasiswa dan masyarakat sipil yang tergabung dalam Aliansi Gerak Tutup TPL saat sidang praperadilan penangkapan 4 masyarakat adat. Foto: Dok. Bakumsu

“Karena ini adalah fase panjang berpikir seorang penyidik dalam menghadapi kekhawatiran. Yang mana kekhawatirannya adalah tersangka menghilangkan bukti dan melarikan diri,” ujar ahli.

Dugaan Kekerasan

Sementara itu, kuasa hukum masyarakat adat Sihaporas selaku pemohon, menghadirkan tiga orang saksi masing-masing Dosmar Ambarita, Nurida Napitu dan Anita Simanjuntak.

Dosmar Ambarita merupakan salah satu korban penculikan pada 22 Juli 2024 dini hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun, polisi akhirnya melepaskan Dosmar karena menilai tidak terbukti melakukan tindak pidana.

Dosmar ada di rumah tersebut karena kelelahan setelah seharian bertani. Dia menginap karena besoknya harus bertani kembali.

Saat penangkapan, Dosmar mendapatkan kekerasan berupa pemukulan hingga diinjak punggungnya.

Sedangkan Nurida Napitu adalah istri dari Jonny Ambarita. Nurida menyampaikan kesaksiannya tanpa sumpah terlebih dahulu.

Baca Juga  Todong dan Rampas Tas Pegawai Koperasi, 4 Pelaku Diringkus Polisi

Dia menyebut juga mendapat kekerasan dari gerombolan orang yang menculik suaminya.

“Saya diinjak punggung saya dan sempat diborgol tapi karena ada yang bilang, perempuan itu. Maka saya dilepaskan. Anak saya yang berusia 10 tahun dan 8 tahun juga mendapatkan kekerasan. Anak saya Arjuna Ambarita dibentak, dibenturkan ke dinding rumah dan dipiting,” ujar Nurida dalam kesaksiannya.

Sementara Anita Simanjuntak adalah orang yang dihubungi oleh Nurida melihat Nurida sudah menangis, sedang kedua anaknya dalam kondisi ketakutan di pojok ruangan.

Mereka merasa ketakutan dan menyampaikan kepada Anita bahwa bapak mereka dibawa orang.

Trauma mendalam dirasakan oleh kedua anak tersebut karena sampai ditenangkan, kedua anak tersebut masih gemetar.(Cr1/topikseru.com)

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kasus Mafia Tanah di Sumut Kian Panas! Bakumsu Desak Kejati Bongkar Dugaan Persekongkolan di Desa Rambung Baru-Bingkawan
Akhirnya Ngaku! Eks Kadis PUPR Sumut Mulyono Akui Terima Suap Rp 200 Juta dari PT Dalihan Natolu Grup
Begal Sadis di Medan Tumbang! Polisi Tembak Albhi Ilham Barus, Spesialis Rampas Motor Perempuan di Jalanan
Modus Sok Kenal Sok Dekat, Pria di Medan Curi HP Mahasiswa Saat Ngobrol Santai — Satu Pelaku Masih Buron!
Kejati Sumut Sita Rp 150 Miliar dari Kasus Korupsi Penjualan Aset PTPN I, Libatkan Ciputra Land!
KPK Tegaskan Tak Tunggu Mahfud MD, Siap Telusuri Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh
Darurat Narkoba di Sumut! Bobby Nasution Minta Brimob Turun Tangan, 1,5 Juta Warga Tercatat Pengguna
Dua Warga Deli Serdang Didakwa Tipu Proyek Fiktif dan Skincare, Rugikan Korban Rp1,4 Miliar

Berita Terkait

Rabu, 22 Oktober 2025 - 18:54

Kasus Mafia Tanah di Sumut Kian Panas! Bakumsu Desak Kejati Bongkar Dugaan Persekongkolan di Desa Rambung Baru-Bingkawan

Rabu, 22 Oktober 2025 - 17:55

Akhirnya Ngaku! Eks Kadis PUPR Sumut Mulyono Akui Terima Suap Rp 200 Juta dari PT Dalihan Natolu Grup

Rabu, 22 Oktober 2025 - 15:56

Begal Sadis di Medan Tumbang! Polisi Tembak Albhi Ilham Barus, Spesialis Rampas Motor Perempuan di Jalanan

Rabu, 22 Oktober 2025 - 15:44

Modus Sok Kenal Sok Dekat, Pria di Medan Curi HP Mahasiswa Saat Ngobrol Santai — Satu Pelaku Masih Buron!

Rabu, 22 Oktober 2025 - 10:20

KPK Tegaskan Tak Tunggu Mahfud MD, Siap Telusuri Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh

Berita Terbaru