Medvedev menegaskan bahwa fasilitas nuklir yang dibom tampaknya hanya mengalami kerusakan minimal, dan bahwa proses pengayaan uranium serta pengembangan senjata nuklir Iran kemungkinan besar terus berlanjut.
Medvedev Sebut Iran Makin Kuat
Lebih lanjut, mantan Presiden Rusia itu menilai tindakan militer AS justru membuat kepemimpinan Iran secara politik makin solid.
Dia menuding Washington kembali terjebak dalam konflik berskala besar, seraya menyindir janji Trump yang mengklaim sebagai “pembawa perdamaian” dalam kampanyenya.
“Trump tidak akan pernah mendapat Nobel Perdamaian. Mayoritas dunia menentang tindakan AS dan Israel,” ucap Medvedev dalam unggahan tersebut.
Dukungan Rusia, Tekanan Baru ke Barat
Pernyataan Medvedev memperkuat posisi Rusia sebagai sekutu strategis Iran di tengah tekanan global. Ancaman distribusi senjata nuklir ke Iran secara tidak langsung menjadi bentuk balasan Rusia terhadap intervensi militer Barat di kawasan.
Rusia sendiri merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, dan selama ini dikenal sering memveto resolusi terhadap sekutunya, termasuk Iran dan Suriah.












