Dalam kunjungan yang sama, Petro juga menghadiri agenda resmi bertemu Presiden Portugal Marcelo Rebelo de Sousa di Istana Belem.
Namun, yang membuat publik semakin gaduh adalah komentar Petro berikutnya yang dinilai merendahkan perempuan.
“Ada dua hal yang saya pelajari dalam hidup: tidak tidur dengan perempuan yang tidak saya sukai, dan tidak membeli seks ketika saya masih bisa merayu,” tulis Petro di X.
Komentar itu semakin memperburuk reputasinya, mengingat Petro sebelumnya juga pernah diperintahkan pengadilan untuk meminta maaf karena dianggap menstigmatisasi perempuan setelah menyebut wartawan perempuan kritis sebagai “boneka mafia”.
Hubungan Kolombia – AS Memanas
Skandal ini muncul di tengah hubungan diplomatik yang makin panas antara Bogota dan Washington.
Petro menjadi sasaran sanksi dan tuduhan berat dari Presiden Trump, yang menyebutnya sebagai “pemimpin narkoba ilegal”, meski tanpa disertai bukti.
Trump bahkan mencabut status Kolombia sebagai sekutu utama Amerika Serikat dalam perang melawan narkotika, sebuah langkah drastis yang makin menegangkan relasi kedua negara.
Petro menyebut tuduhan tersebut sebagai bentuk tekanan politik dan menyatakan publik perlu melihat bagaimana “kesewenang-wenangan dilakukan terhadap Kolombia”.






