Hashtag ‘KaburAjaDulu’: Tren atau Tanda Bahaya? Simak Faktanya di Sini!

Rabu, 12 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tren Kabur Aja Dulu

Tren Kabur Aja Dulu

TOPIKSERU.COM Tagar atau hashtag ‘KaburAjaDulu’ belakangan ini ramai menghiasi media sosial seperti X (Twitter) dan Instagram. Bukan sekadar tren sesaat, tagar ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk menyuarakan keresahan mereka terhadap kondisi ekonomi, politik, dan sosial di Indonesia.

Tagar ini pertama kali muncul pada Desember 2024 sebagai forum berbagi informasi mengenai peluang kerja di luar negeri, beasiswa, serta tantangan adaptasi budaya. Namun, seiring berjalannya waktu, makna tagar ini mengalami pergeseran drastis. Kini, #KaburAjaDulu lebih banyak digunakan sebagai bentuk kekecewaan kolektif terhadap berbagai masalah yang terjadi di dalam negeri.

Alasan di Balik Maraknya #KaburAjaDulu

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Berbagai permasalahan yang melanda Indonesia menjadi pemicu utama munculnya tren ini, di antaranya:

Kenaikan harga kebutuhan pokok yang membuat hidup semakin sulit.

Beban pajak yang tinggi, sehingga masyarakat merasa semakin terbebani.

Lapangan kerja yang minim, menyebabkan angka pengangguran tetap tinggi.

Maraknya korupsi, yang membuat kepercayaan terhadap pemerintah semakin luntur.

Baca Juga  Yapping Adalah Kata Slang yang Sering Disalahartikan, Ini Arti Aslinya

Kualitas pendidikan yang rendah, mengurangi daya saing tenaga kerja lokal.

Meningkatnya angka kriminalitas, yang memperburuk rasa aman di dalam negeri.

Situasi ini membuat banyak generasi muda merasa tidak memiliki masa depan yang jelas jika tetap bertahan di Indonesia.

Fenomena Brain Drain dan Dampaknya bagi Indonesia

Maraknya tagar #KaburAjaDulu juga erat kaitannya dengan fenomena brain drain, yakni migrasi tenaga kerja terampil ke luar negeri demi mencari standar hidup dan karier yang lebih baik.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2024, 7,47 juta penduduk usia produktif masih menganggur, sementara rata-rata gaji pekerja di Indonesia hanya Rp3,27 juta. Angka ini dinilai tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti perumahan, pendidikan, dan kesehatan.

Jika fenomena ini terus berlanjut tanpa kebijakan konkret dari pemerintah, Indonesia berisiko kehilangan SDM unggul, yang dapat berdampak negatif pada:

Penulis : Ari Tanjung

Editor : Ari Tanjung

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

SMARTFREN Perluas Jaringan 3X Lebih Luas di Batam Gelar Ajang SMARTFREN Fun Run 2025
Sosok Rahmat Shah, Ayah Raline Shah yang Jadi Korban Penipuan Rp 254 Juta: Pengusaha dan Pendiri Museum
Aktivis di Medan Bahas Strategi Hadapi Represifitas Aparat: Negara Selalu Cari Hantu Baru
3 Pelajaran dari Vivi Sihay: Dari Kursi Roda ke Kerajinan Bernilai
Kisah Tgk Muchtar Andhika, Imam Besar Termuda Kota Sabang: Gen Z yang Memimpin dari Mihrab
Hitungan Weton Jodoh Jawa yang Paling Akurat untuk Menentukan Pasangan Hidup
Arti Mimpi Suami Selingkuh dengan Mantan: Pertanda Rindu, Trauma, atau Rasa Insecure?
Tanggal Baik Menikah Menurut Feng Shui 2026 untuk Awal Bahagia

Berita Terkait

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 00:30

SMARTFREN Perluas Jaringan 3X Lebih Luas di Batam Gelar Ajang SMARTFREN Fun Run 2025

Rabu, 15 Oktober 2025 - 17:44

Sosok Rahmat Shah, Ayah Raline Shah yang Jadi Korban Penipuan Rp 254 Juta: Pengusaha dan Pendiri Museum

Minggu, 12 Oktober 2025 - 07:01

Aktivis di Medan Bahas Strategi Hadapi Represifitas Aparat: Negara Selalu Cari Hantu Baru

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 15:38

3 Pelajaran dari Vivi Sihay: Dari Kursi Roda ke Kerajinan Bernilai

Kamis, 2 Oktober 2025 - 16:01

Kisah Tgk Muchtar Andhika, Imam Besar Termuda Kota Sabang: Gen Z yang Memimpin dari Mihrab

Berita Terbaru