Meski Indonesia kalah 1-2, Ronny sukses mencatat sejarah dengan menepis penalti legenda sepak bola dunia, Pele. Dia juga melakukan beberapa penyelamatan gemilang yang membuat namanya melegenda.
Bersinar di Level Klub, Bawa Persija Juara Perserikatan
Di sepanjang kariernya, Ronny pernah berseragam sejumlah klub besar seperti:
- Dinamo Medan
- PSMS Medan
- Persija Jakarta
- Indonesia Muda
Bersama Persija Jakarta, ia turut mengantarkan tim ibu kota meraih gelar juara kompetisi Perserikatan 1975.
Sempat Jadi Atlet Tenis, PON 1965 Batal karena G30S
Sebelum serius meniti karier di lapangan hijau, Ronny Pasla ternyata merupakan atlet berbakat di cabang tenis lapangan.
Dia bahkan masuk skuad Sumatera Utara untuk berlaga di PON VII 1965, meski ajang tersebut tidak jadi digelar akibat peristiwa G30S.
Setelah pensiun dari sepak bola di usia 40 tahun, Ronny kembali menekuni dunia tenis. Ia mendirikan Velodrom Tennis School di Jakarta dan aktif membina pemain-pemain muda.
Warisan Besar Sang Legenda
Kepergian Ronny Pasla meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, kerabat, dan pecinta sepak bola tanah air. Sosoknya dikenang sebagai kiper rendah hati, pekerja keras, dan memiliki insting tajam dalam membaca arah bola.
Warisan prestasi, catatan sejarah menepis penalti Pele, dan dedikasinya terhadap olahraga Indonesia menjadikan Ronny Pasla sebagai figur yang tak tergantikan.












