Daerah ini termasuk salah satu yang paling parah terdampak cuaca ekstrem akhir-akhir ini, dengan laporan kerusakan infrastruktur, fasilitas publik, dan pertanian yang signifikan.
“Saya akan segera ke Aceh untuk melihat langsung tingkat kerusakan, memastikan kondisi para pengungsi, dan mengecek kesiapan pemerintah daerah dalam menangani situasi darurat,” tegasnya.
Menurut sumber dari Sekretariat Presiden, kunjungan ke Aceh akan dilakukan setelah seluruh rangkaian peninjauan di wilayah Tapanuli rampung.
Rombongan presiden dijadwalkan tiba di Banda Aceh pada Selasa (2/12/2025), disertai koordinasi langsung dengan jajaran pemerintah provinsi dan kabupaten/kota setempat.
Prioritas Nasional: Evakuasi, Logistik, dan Pemulihan Infrastruktur
Pemerintah pusat menegaskan bahwa respons terhadap bencana ini menjadi prioritas nasional.
Tiga pilar utama dalam penanganan—evakuasi korban, distribusi logistik, dan pemulihan akses jalan—saat ini sedang diakselerasi oleh berbagai instansi terkait, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian PUPR, TNI, Polri, serta relawan dari berbagai organisasi.
Kehadiran Presiden di lokasi bencana diharapkan tidak hanya menjadi simbol kehadiran negara, tetapi juga memperkuat sinergi antarlembaga dalam merespons krisis secara cepat dan terkoordinasi.
Dukungan untuk Masyarakat Terisolasi Jadi Fokus Utama
Salah satu tantangan terbesar dalam penanganan bencana kali ini adalah menjangkau wilayah-wilayah terpencil yang terisolasi akibat putusnya jaringan jalan dan komunikasi.
Pemerintah telah mengerahkan helikopter dan perahu karet untuk menyalurkan bantuan ke desa-desa yang tidak bisa diakses melalui darat.
“Kami tidak akan biarkan satu pun warga terlantar. Setiap nyawa dan setiap keluarga harus mendapat perlindungan dan bantuan,” tegas Prabowo, menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan rakyat di tengah musibah.
Menjaga Semangat Pemulihan di Tengah Musibah
Di balik laporan kerusakan dan kehilangan, semangat gotong royong masyarakat setempat tetap menyala.
Warga saling membantu membersihkan puing, mendirikan tenda darurat, dan berbagi makanan.
Kehadiran Presiden di tengah mereka diharapkan menjadi penyemangat sekaligus penegas bahwa negara tidak tinggal diam.
Dengan koordinasi yang terus diperkuat dan dukungan logistik yang dipercepat, pemerintah optimistis kondisi di seluruh wilayah terdampak akan kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Namun, proses ini membutuhkan kesabaran, solidaritas, dan kerja sama semua pihak—dari pemerintah pusat hingga lapisan terbawah masyarakat.












