Bahlil menyebutkan bahwa distribusi tengah difokuskan pada perbaikan akses. “Kita bereskan dulu jalan-jalan yang sulit dilewati kendaraan agar mempermudah suplai BBM. Cara lain masih kita pikirkan juga,” kata Bahlil.
Kelangkaan di Lapangan: SPBU Tutup, Warga Antre Berjam-Jam
Di berbagai kabupaten dan kota, antrean panjang terlihat di SPBU yang masih beroperasi. Pengendara motor hingga mobil pribadi harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan BBM.
Banyak SPBU memilih berhenti beroperasi sementara karena stok BBM, seperti Pertalite, Pertamax hingga Solar, benar-benar kosong.
Situasi ini membuat warga semakin sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari, mengingat BBM juga kebutuhan untuk aktivitas ekonomi dan mobilitas pasca-bencana.
Pedagang Eceran Jual BBM hingga Rp 50 Ribu per Botol
Pedagang eceran memanfaatkan keadaan. Di lapangan, pedagang menjual BBM dengan harga mencapai Rp 50.000 per botol 1,5 liter, bahkan dengan takaran tidak penuh.
Harga tinggi ini memicu keluhan warga yang merasa terbebani di tengah kondisi sulit setelah rumah, akses jalan, dan fasilitas umum ikut rusak akibat banjir bandang dan longsor.












