Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Teror Bom di Dua Sekolah Internasional Tangerang, Pelaku Minta Tebusan 30.000 Dolar Lewat Bitcoin

×

Teror Bom di Dua Sekolah Internasional Tangerang, Pelaku Minta Tebusan 30.000 Dolar Lewat Bitcoin

Sebarkan artikel ini
bom
Gambar tangkap layar bukti pasan WhatsApp aksi ancaman bom di dua swkolah internasional di Tangerang, Banten.

“Dari hasil penyisiran, tidak ditemukan bahan peledak atau bom dan sejenisnya di kedua sekolah tersebut,” ujar Victor.

Meski demikian, polisi tetap meningkatkan pengamanan di sekitar lokasi serta melakukan penyelidikan digital forensik terhadap nomor WhatsApp +234 dan alamat email yang digunakan pelaku.

Jejak Digital Menuju Luar Negeri?

Nomor +234 yang digunakan pengirim mengarah ke Nigeria, negara yang kerap dikaitkan dengan praktik scamming dan cyber extortion internasional.

Namun, polisi belum memastikan apakah pelaku benar berada di luar negeri atau sekadar menggunakan spoofing number untuk mengaburkan identitas.

“Kami masih melakukan penyelidikan intensif. Semua kemungkinan terbuka, termasuk keterlibatan jaringan luar negeri,” ujar Victor.

Modus Ransom Threat: Pola Baru Teror Digital di Indonesia

Ancaman bom disertai tebusan dalam bentuk mata uang kripto (Bitcoin) menunjukkan pola serangan baru, digital ransom threat, yang marak di negara-negara maju.

Pelaku biasanya mengandalkan ketakutan publik untuk memeras institusi tanpa harus benar-benar memasang bom.

Sebelumnya, pola serupa pernah mengguncang sekolah-sekolah di Singapura dan Malaysia, di mana pelaku mengirim ancaman lewat email massal dari luar negeri.

Polisi Dalami Motif dan Keberadaan Pelaku

Kepolisian kini tengah bekerja sama dengan Direktorat Siber Bareskrim Polri untuk menelusuri alamat IP pengirim email dan dompet kripto (Bitcoin wallet) yang dicantumkan dalam pesan.

“Kami akan mengusut sampai tuntas. Ancaman ini tidak bisa dianggap main-main meski tidak ditemukan bom. Tujuannya sudah jelas: menebar teror dan memeras institusi pendidikan,” ujar Victor menegaskan.

Masyarakat Diminta Tetap Tenang

Kepolisian mengimbau masyarakat dan orang tua murid untuk tidak panik serta tidak menyebarkan pesan ancaman tersebut di media sosial agar tidak menimbulkan kepanikan massal.

Sementara aktivitas belajar di dua sekolah itu sempat dihentikan sementara untuk pemeriksaan keamanan, kini perlahan kembali normal.