Putusan MK Bersifat Final dan Binding, DPR Harus Memperkuatnya

Rabu, 21 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tangkapan layar Suasana Rapat Baleg DPR RI. Foto: Istimewa

Tangkapan layar Suasana Rapat Baleg DPR RI. Foto: Istimewa

“Kita nggak tahu juga apa yang diajukan di MA dulu sehingga mereka berpendapat usia 30 tahun bagi calon gubernur dan wakilnya dan 25 tahun bagi walikota atau bupati beserta wakil ditafsirkan disitu sejak dilantik. Tapi di MK bukan dilantik, tapi sejak mendaftar,” ucapnya.

“Kalau bicara pengujian norma, MA juga menguji norma, MK juga, tapi beda di MK UU yang di uji terhadap UUD. Sedangkan di MA peraturan di bawah UU yang di uji terhadap si undang-undang itu sendiri. Jadi ini 2 hal yang beda dan jangan dibenturkan karena ini sama-sama lembaga peradilan lalu di pilih mana yang menguntungkan,” sambungnya.

Baca Juga  Rosita Aruan, Alumni USU dan Eks Wartawan Berpangkat Letkol Militer AS
DPR Alat Kekuasaan

Lebih lanjut, Mirza mengatakan jika saat ini pemahaman DPR RI terhadap konstitusi sedang di uji masyarakat. Dalam hal ini, terlihat jika DPR merupakan alat kekuasaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Masyarakat menguji ini, benar nggak DPR benar-benar mewakili masyarakat. Kita sepakat kita ini negara hukum, konstitusi, bukan negara kekuasaan. Saya pikir kita nilai sama-sama,” sebutnya.

“Konstitusi itu sebagai pondasi landasan bernegara, norma hukum untuk menyelenggarakan negara. Jadi kalau itu (DPR) masih maaf katanya agak bercanda atau kurang serius, saya pikir rakyat nggak bodoh-bodoh amat,” tambahnya. (Cr2/Topikseru.com)

Editor: Damai Mendrofa

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

DPR Jawab Tuntutan 17+8 dengan Enam Keputusan, Mulai dari Hapus Tunjangan hingga Moratorium Kunker
Tuntutan 17+8: Seruan Boikot Caleg di Pemilu 2029 Menggema
Mahasiswa Pandu Pimpinan DPR Bersumpah: Berbahasa Satu, Tanpa Kebohongan dan Kemunafikan
DPR Respons Tuntutan 17+8 Rakyat: Dari Kasus Affan Kurniawan Hingga RUU Perampasan Aset
Nasib Ahmad Sahroni: Rumah Dijarah, Dinonaktifkan dari DPR RI, Bagaimana Selanjutnya?
Astrid Kuya Ikhlas Rumah Dijarah Massa, “Semoga Barang-Barang Itu Bermanfaat”
NasDem Minta Gaji dan Fasilitas Sahroni dan Nafa Urbach Disetop
Soroti Penangkapan Direktur Lokataru, Benny K Harman Komisi III: Polisi Harus Bedakan Ajakan Demonstrasi dan Anarkis

Berita Terkait

Sabtu, 6 September 2025 - 07:01

DPR Jawab Tuntutan 17+8 dengan Enam Keputusan, Mulai dari Hapus Tunjangan hingga Moratorium Kunker

Sabtu, 6 September 2025 - 00:29

Tuntutan 17+8: Seruan Boikot Caleg di Pemilu 2029 Menggema

Kamis, 4 September 2025 - 11:10

Mahasiswa Pandu Pimpinan DPR Bersumpah: Berbahasa Satu, Tanpa Kebohongan dan Kemunafikan

Kamis, 4 September 2025 - 08:01

DPR Respons Tuntutan 17+8 Rakyat: Dari Kasus Affan Kurniawan Hingga RUU Perampasan Aset

Kamis, 4 September 2025 - 06:01

Nasib Ahmad Sahroni: Rumah Dijarah, Dinonaktifkan dari DPR RI, Bagaimana Selanjutnya?

Berita Terbaru