Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelaku pasar masih mencari pandangan tentang kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) setelah berakhirnya penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah AS, yang menunda publikasi beberapa data ekonomi resmi.
Data penggajian nonpertanian AS untuk bulan September, yang akan dirilis Kamis pekan ini, kemungkinan akan menjadi data resmi terbaru di pasar tenaga kerja sebelum pertemuan The Fed pada 10-11 Desember.
CME Fedwatch menunjukkan pasar memperkirakan peluang 42,4% untuk penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin, dan peluang 57,6% untuk mempertahankan suku bunga.
“Beberapa pembuat kebijakan The Fed, termasuk Presiden The Fed Atlanta Bostic dan Presiden The Fed Kansas City Schmid, menyuarakan kekhawatiran tentang inflasi atau mengisyaratkan dukungan untuk mempertahankan suku bunga tetap,” ujar Ibrahim.
Ibrahim memproyeksikan rupiah akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah direntang Rp 16.750 – Rp 16.770 per dolar AS pada Rabu (19/11/2025).












