Scroll untuk baca artikel
Uncategorized

Naskah Khutbah Jumat: Dua Tanda Dicabutnya Rasa Syukur dari Hati Seorang Muslim

×

Naskah Khutbah Jumat: Dua Tanda Dicabutnya Rasa Syukur dari Hati Seorang Muslim

Sebarkan artikel ini
Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat: Dua Tanda Dicabutnya Rasa Syukur dari Hati Seorang Muslim di mana di era media sosial tanpa sekat informasi seperti sekarang, setiap orang bebas melakukan flexing harta dan keberhasilan masing-masing.

وَمَزِيْدُ النِّعَمِ الْجِسْمَانِيَّةِ أَنَّ كُلَّ مَنْ كَانَ اشْتِغَالُهُ بِشُكْرِ نِعَمِ اللهِ أَكْثَرَ كَانَ وُصُوْلُ نِعَمِ اللهِ إِلَيْهِ أَكْثَرَ، وَمَزِيْدُ النِّعَمِ الرُّوْحَانِيَّةِ أَنَّ النَّفْسَ إِذَا اشْتَغَلَتْ بِمُطَالَعَةِ أَنْوَاعِ فَضْلِ اللهِ وَإِحْسَانِهِ أَوْجَبَ ذَلِكَ الْاِشْتِغَالَ تَأَكُّدَ مَحَبَّةِ الْعَبْدِ لِلهِ تعالى، ثُمَّ قَدْ يَتَرَقَّى الْعَبْدُ مِنْ ذَلِكَ الْحَالَةِ إِلَى أَنْ يَصِيْرَ حُبُّهُ لِلْمُنْعِمِ شَاغِلًا لَهُ عَنِ الْاِلْتِفَاتِ إِلَى النِّعَمِ فَالشُّكْرُ مَقَامٌ شَرِيْفٌ يُوْجِبُ السَّعَادَةَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا

Artinya: “Bertambahnya kenikmatan duniawi dapat diperoleh orang yang menyibukkan dirinya untuk bersyukur kepada Allah, sehingga ia mendapatkan nikmat lebih banyak dari-Nya. Sedangkan tambahnya nikmat spiritual dengan menyibukkan diri melihat berbagai macam anugerah dan kebaikan Allah sehingga menambahkan rasa cinta kepada Allah. Dengan keduanya, seorang hamba akan mengalami kenaikan level hingga rasa cintanya kepada Allah yang memberikan kenikmatan akan memalingkannya dari nikmat-nikmat lainnya. Rasa syukur merupakan kedudukan mulia yang dapat mendatangkan kebahagiaan baik agama maupun dunia”.

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt, Lebih lanjut, dalam hal ini terdapat 2 (dua) tanda seseorang muslim yang dicabut rasa syukur dari hatinya, yaitu: Pertama, mudah mengeluh dan sulit menerima takdir.

Orang yang kehilangan rasa syukur akan selalu melihat kekurangan dalam hidupnya dan tidak pernah puas terhadap pemberian. Padahal dalam bersyukur, tidak perlu menunggu banyak harta untuk membiasakan bersedekah dan tidak perlu menunggu tua untuk bisa bermanfaat kepada sesama. Rasulullah Saw bersabda:

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ، لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ، وَمَنْ لَمْ يَشْكُرِ النَّاسَ، لَمْ يَشْكُرِ اللهَ

Artinya: “Barangsiapa yang tidak bersyukur akan yang sedikit, maka tidak akan bersyukur saat banyak dan barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah”. (HR. Ahmad bin Hanbal)

Kedua, tidak memanfaatkan nikmat yang ada untuk melakukan ketaatan. Syukur merupakan gabungan dari pengetahuan, sikap dan perbuatan seseorang yang dilandaskan pada nikmat yang telah Allah berikan.

Ketika rasa syukur dicabut, maka dunia akan menjadi tujuan dan bukan lagi sarana untuk beribadah kepada Allah. Sebab pada hakikatnya, seorang hamba yang bersyukur ialah mereka yang menggunakan nikmat yang ada untuk bisa bermanfaat dan kepada orang lain. Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin jilid IV hal 81 menjelaskan:

اِعْلَمْ أَنَّ الشُّكْرَ مِنْ جُمْلَةِ مَقَامَاتِ السَّالِكِيْنَ وَهُوَ أَيْضًا يَنْتَظِمُ مِنْ عِلْمٍ وَحَالٍ وَعَمَلٍ فَالْعِلْمُ هُوَ الْأَصْلُ فَيُوْرِثُ الْحَالَ وَالْحَالُ يُوْرِثُ الْعَمَلَ فَأَمَّا الْعِلْمُ فَهُوَ مَعْرِفَةُ النِّعْمَةِ مِنَ الْمُنْعِمِ وَالْحَالُ هُوَ الْفَرَحُ الْحَاصِلُ بِإِنْعَامِهِ وَالْعَمَلُ هُوَ الْقِيَامُ بِمَا هُوَ مَقْصُودُ الْمُنْعِمِ وَمَحْبُوبُهُ

Baca Juga  Tidak Mengikuti Khutbah Jumat, Apakah Salatnya Sah? Simak Penjelasan Selengkapnya!

Artinya: “Ketahuilah bahwa syukur termasuk salah satu maqam (kedudukan spiritual) para salik (orang yang menempuh jalan menuju Allah). Ia terdiri dari pengetahuan, sikap, dan perbuatan. Pengetahuan melahirkan sikap dan sikap melahirkan perbuatan. Pengetahuan yaitu mengetahui bahwa semua nikmat berasal dari Allah, sikap yaitu rasa senang terhadap nikmat yang diberikan, sedangkan amal ialah dengan menggunakan nikmat yang ada untuk melaksanakan perintah-Nya”.

Demikian khutbah Jumat yang bisa khatib sampaikan. Bersyukur merupakan bagian dari perintah Allah Swt yang wajib dilakukan oleh kita selaku umat Islam. Dengan bersyukur, seorang muslim tidak hanya akan mendapatkan ketenangan di dalam hatinya, namun juga meningkatkan rasa cinta kepada Allah Swt dengan selalu memperbaiki diri dalam beribadah dan beramal saleh.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Khutbah II

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَر يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ Alwi Jamalulel Ubab, Pegiat Keislaman Tinggal di Indramayu.