Topikseru.com – Kabar duka datang dari langit Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto, salah satu penerbang tempur kebanggaan TNI Angkatan Udara, gugur dalam kecelakaan pesawat latih sipil Quicksilver GT500 di Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Minggu (3/8/2025).
Pesawat bernomor ekor S216 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) itu jatuh saat menjalani latihan rutin.
Dalam insiden tragis tersebut, Fajar tidak sendiri. Ia terbang bersama seorang pilot lain yang juga tewas di lokasi kejadian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penerbang Tempur F-16 yang Jadi Suara TNI AU
Nama Fajar Adriyanto bukanlah wajah baru di tubuh TNI AU maupun di hadapan publik. Lelaki kelahiran Probolinggo ini tercatat memulai karier militernya di Akademi Angkatan Udara (AAU) 1992, lalu menempuh jalur penerbang tempur pesawat F-16 Fighting Falcon – salah satu jet tempur kebanggaan Indonesia.
Karirnya menanjak pesat. Pada 2007 hingga 2019, Fajar dipercaya memimpin Skuadron 3 Lanud Iswahyudi, basis para penerbang F-16. Ia kemudian menduduki sejumlah jabatan strategis:
- Komandan Lanud Manuhua (2017-2019)
- Kepala Dinas Penerangan TNI AU (2019-2020)
- Kepala Dinas Potensi Dirgantara (2020-2023)
- Aspotdirga Kaskoopsudnas (2023-2024)
- Kapoksahli Kodiklatau sebagai jabatan terakhirnya.
Sebagai Kadispenau, Fajar sering muncul di hadapan media, menjembatani publik dengan TNI AU.
Sosoknya dikenal tenang namun tegas setiap kali mewakili institusi di tengah isu-isu pertahanan udara.
Pernah Cegat Jet Tempur AS
Tak banyak yang tahu, Fajar juga salah satu saksi sejarah peristiwa dog fight di atas langit Indonesia pada 2003.
Halaman : 1 2 Selanjutnya