Topikseru.com – Khutbah Jumat: Kemuliaan bagi Para Petani, Menjadi Penolong Negeri di mana dalam sebuah artikel yang dimuat di Majalah Soeara Moeslimin tahun 1363 H, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari menyebutkan jasa besar para petani.
Disebutkan para petani ini merupakan penolong negeri, sebab dari jerih payah mereka menanam, setidaknya kita dapat menikmatinya, tanpa mesti ikut bersusah payah di sawah.
Maka, menjadi petani adalah profesi yang mulia dan patut bagi kita untuk memuliakan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللّٰهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Mengawali khutbah Jumat ini, khatib mengajak kepada diri sendiri dan seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah ta’ala dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Beribadah kepada Allah tersebut pada akhirnya menjadi sebuah bukti dari ketakwaan seorang hamba, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya, “Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS Al-Baqarah : 21)
Sudah sepatutnya hanya Allah lah yang menjadi Tuhan kita. Sebab dari Dia lah semua anugerah dan nikmat dapat kita peroleh. Dalam kelanjutan ayat di atas Allah telah berfirman:
الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَاۤءَ بِنَاۤءًۖ وَّاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَخْرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزْقًا لَّكُمْۚ فَلَا تَجْعَلُوْا لِلّٰهِ اَنْدَادًا وَّاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Artinya, “(Dialah) yang menjadikan bagimu bumi (sebagai) hamparan dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untuk kamu. Oleh karena itu, janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS Al-Baqarah : 22)
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati oleh Allah
Sebagai wujud dari ketakwaan tersebut, salah satunya yakni dengan merawat, menjaga, dan memanfaatkan yang telah Allah berikan kepada kita di bumi ini.
Kita beruntung, hidup di negeri Indonesia, yang dikaruniai akan air bersih yang melimpah dan kesuburan tanahnya.
Kesuburan tanah ini, menurut Imam Mawardi dalam kitab Adabud dunya waddin (Darul Minhaj, 2013, hlm. 217) menjadi salah satu penanda kebaikan dan keteraturan dunia.
Selain kesuburan tanah, juga dibutuhkan agama yang ditaati, pemerintah yang berpengaruh/tegas, keadilan yang menyeluruh, keamanan yang menyeluruh, dan cita-cita yang luhur.
Meski demikian, tidak semua orang mau bersusah payah untuk mengolah tanah dan menanam tanaman, sekadar untuk makan dirinya atau keluarganya.
Pada akhirnya, kita semua banyak berutang jasa pada mereka yang disebut sebagai petani.
Orang yang pekerjaannya bercocok tanam atau mengusahakan tanah dengan tanam-menanam.
Dalam tulisan di Majalah Suara Muslimin tahun 1363 H, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari menyebut para petani ini adalah penolong negeri.
Sebab dari merekalah ketahanan bangsa ini, khususnya dalam hal pangan, akan terjaga.
Sesungguhnya profesi petani ini sangatlah mulia, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh sahabat Jabir RA:
لاَ يَغْرِسُ مُسْلِمٌ غَرْسًا وَلَا يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ وَلَادَابَّةٌ وَلَا شَيْءٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ
Halaman : 1 2 Selanjutnya