Topikseru.com – Sepanjang sesi pertama perdagangan Jumat (31/10) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona merah setelah bergerak liar di pasar spot.
Mengutip data RTI, IHSG turun 0,13% atau 10,34 poin ke level 8.173,72. Sebanyak 349 saham melemah, 268 saham menguat, dan 191 saham stagnan.
Delapan indeks sektoral tercatat menekan langkah IHSG pada sesi pagi. Tiga sektor dengan pelemahan terdalam yaitu: IDX-Health turun 1,30%, IDX-Industry turun 1,15%, dan IDX-Basic turun 0,97%.
Saham LQ45 yang menjadi top losers antara lain:
PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) turun 5,80% ke Rp 1.380
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) turun 4,80% ke Rp 1.885
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turun 3,80% ke Rp 1.265
Sementara itu, saham-saham unggulan yang menahan pelemahan IHSG di antaranya:
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 2,05% ke Rp 3.990
PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) naik 1,66% ke Rp 1.225
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,88% ke Rp 8.600
Bursa Asia Bergerak Variatif
Dari kawasan Asia, bursa Jepang memimpin penguatan setelah tercapainya kesepakatan dagang antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Kedua negara sepakat meredakan ketegangan terkait ekspor rare earth elements dalam pertemuan di Korea Selatan pada Kamis (30/10).
“Kesepakatan ini tampaknya masih menyisakan ruang negosiasi, karena kedua pihak mempertahankan sejumlah kebijakan sebagai alat tawar-menawar,” ujar Chaoping Zhu, Global Market Strategist JPMorgan Asset Management dilansir dari CNBC.
Indeks Nikkei 225 naik lebih dari 1% ke rekor tertinggi baru, sementara Topix menambah 0,79%. Di Korea Selatan, Kospi menguat 0,22% dan Kosdaq naik 0,47%. Sedangkan di Australia, S&P/ASX 200 dibuka naik 0,45%.
Sebaliknya, Hang Seng Index Hong Kong melemah 0,33% dan CSI 300 China stagnan.
Aktivitas Manufaktur China Melemah
Dari sisi fundamental, tekanan terhadap pasar China datang dari data manufaktur. Aktivitas manufaktur resmi pada Oktober kembali berkontraksi ke level 49, di bawah ekspektasi 49,6 berdasarkan survei Reuters.
Angka tersebut menandakan pelemahan aktivitas pabrik yang masih berlanjut sejak April, dipicu oleh kembali memanasnya tensi dagang dengan AS dan melemahnya permintaan global.
Di sisi lain, saham Panasonic Holdings anjlok lebih dari 8% setelah perusahaan memangkas proyeksi laba operasional tahunannya sebesar 13,5%, akibat penurunan kinerja unit energi yang memasok baterai ke Tesla dan produsen otomotif lainnya.
IHSG Turun 0,13% Tersungkur di Level 8.173,26 di Akhir Bulan Oktober 2025

Pada awal perdagangan Jumat (31/10/2025) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif sempat dibuka menguat, IHSG kemudian berbalik arah ke zona merah.
Mengutip data RTI pukul 09.13 WIB, IHSG turun 0,13% atau 10,81 poin ke level 8.173,26. Sebanyak 241 saham melemah, 259 saham menguat, dan 179 saham stagnan. Total volume perdagangan tercatat 3 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,2 triliun.
Dari sisi sektoral, delapan indeks sektor mencatat penurunan dan menekan langkah IHSG. Sektor teknologi (IDX-Techno) menjadi penopang utama dengan kenaikan 0,92%, disusul sektor siklikal (IDX-Cyclic) naik 0,52%, dan sektor kesehatan (IDX-Health) menguat 0,27%.
Saham-saham berkapitalisasi besar di indeks LQ45 yang mencatat pelemahan terbesar antara lain:
-PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) turun 3,50% ke Rp 690 per saham
-PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) turun 3,07% ke Rp 1.420 per saham
-PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) turun 3,03% ke Rp 640 per saham
Sementara itu, saham-saham unggulan yang menopang IHSG di antaranya:
-PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) naik 2,88% ke Rp 2.500 per saham
-PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik 1,28% ke Rp 3.160 per saham
-PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 0,77% ke Rp 3.940 per saham












