“Kami bahkan mendapat perlakuan tak menyenangkan. Acara kami seperti diboikot,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fathir menilai pernyataan Bupati tentang pentingnya investasi menjadi tidak sejalan dengan sikap terhadap inisiatif yang datang dari elemen masyarakat.
“Pernyataan beliau seakan hanya retorika jika dalam praktiknya malah menghambat progres yang kami usung,” ujarnya dengan nada kecewa.
Fathir pun berharap pemerintah daerah bisa lebih bijaksana dan terbuka terhadap kontribusi masyarakat dalam pembangunan.
“Kami menyayangkan kejadian ini. Semua yang kami lakukan demi kemajuan Subang. Kami berharap Bupati bisa lebih terbuka dan bijaksana,” pungkas.
Kritik dari Galuh Pakuan menjadi cermin penting bahwa komitmen terhadap investasi haruslah inklusif.
Dukungan terhadap pembangunan tak boleh eksklusif untuk proyek-proyek formal semata, namun juga terhadap gerakan lokal yang turut memperjuangkan masa depan daerahnya.







