Ia mengatakan, kejadian seperti ini tidak sering terjadi. “Tadi malam yang tragisnya, karena kami di sini gak ada orang, sepi,” ucapnya.
Saat ditanya soal kemungkinan adanya konflik antarwarga, Ade mengaku tidak tahu pasti. “Kami gak tahu masalah itu, kurasa ada, tahulah anak-anak lajang yang baru-baru ini betumbuk dan segala macam. Untuk yang lain kita tak tahu,” katanya.
Serangan itu juga membuat warga mengalami banyak kerugian. “Di sini banyak korban. Rumah bocor, dan kita berjualan pun terganggu. Kita cari makan dan tak ganggu orang itu. Tapi justru begitu,” katanya.
Ade mengungkapkan, kaca mobilnya pecah dan steling jualan rusak. “Kerugian kaca mobil aja dua juta lebih. Stelingku satu juta setengah. Kaca mobil depan sampai pinggiran hancur, yang belakangnya juga. Mobil angkot 69 gak beroperasi, itu di rumah,” ujarnya.
Warga Tunggu Tindak Lanjut Kepolisian
Dia mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian, namun belum mendapat tindak lanjut.
“Kami semalam ke kantor polisi sudah. 29 orang kami datang, gak ada tanggapan dari polisi. Ada dilihat, tapi jam 9 sudah pulang mereka. Ditelepon sama kepling kami gak ada yang aktif,” jelasnya.
Ade juga menyesalkan tidak adanya respons dari aparat keamanan setempat. “Babinsa kita pun tak aktif. Babinsa kami ada empat tapi tak ada yang aktif,” katanya.
Dia berharap situasi di kampung mereka bisa kembali aman. “Harapan kami mau aman saja. Mau masalah apapun orang itu jangan libatkan kami. Urus saja masing-masing. Kerugian kami banyak, loh. Gak jualan pun gara-gara pecah,” pungkasnya.












