“Langkah ketiga, menjadikan Palestina sebagai anggota penuh PBB dan mulai menerapkan solusi dua negara. Ketiga langkah ini saling terkait dan semuanya sangat diperlukan,” ujar sang jubir.
China, kata Mao, menantikan hari ketika faksi-faksi Palestina mencapai rekonsiliasi internal. Atas dasar itu, mewujudkan persatuan nasional dan negara yang merdeka secepat mungkin.
China Dorong Stabilitas dan Perdamaian
Dalam keterangan pers tertulis, Menlu China Wang Yi menyebut rekonsiliasi adalah urusan internal faksi-faksi Palestina, tetapi tidak dapat terjadi tanpa dukungan internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam perjalanan menuju rekonsiliasi, kata Mao, China memiliki arah dan tujuan yang sama dengan negara-negara Arab.
“Inti permasalahan Timur Tengah adalah Palestina dan China merupakan salah satu negara pertama yang mengakui PLO dan negara Palestina,” kata Wang dalam keterangan tertulis.
Wang Yi menyebut China selama ini dengan tegas mendukung rakyat Palestina dalam memulihkan hak-hak nasionalnya.
“Rekonsiliasi intra-Palestina akan membawa harapan dan masa depan bagi rakyat Palestina. Ini merupakan langkah penting menyelesaikan masalah Palestina dan mencapai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah,” kata menlu.
Sedangkan Ketua delegasi Fatah Tuan Mahmoud al-Aloul dan kepala delegasi Hamas Tuan Musa Abu Marzouk menyampaikan bahwa China mempunyai tempat yang penting di hati rakyat Palestina.
Mereka juga menyampaikan penghargaan atas dukungan Presiden Xi Jinping. China mereka sebut tidak pernah berubah, tegas, dan tanpa pamrih kepada Palestina sejak lama.
Pemerintahan gabungan antara dua faksi hanya berjalan singkat, yaitu hanya satu tahun.
Bentrokan berdarah yang meletus pada 2007 semakin melemahkan perjuangan Palestina.
Hamas kemudian menguasai Gaza, sementara Fatah menjalankan Otoritas Palestina bermarkas di Kota Ramallah, Tepi Barat.(antara/topikseru.com)
Halaman : 1 2