Empat titik akses jalan utama dilaporkan putus tertimbun material longsor, yakni di Adian Koting, Batu Nadua, Sibolga, dan Pandan.
“Ada jalur yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki sejauh 40 kilometer. Kesulitannya luar biasa,” lanjutnya.
BPBD Kerahkan 30 Personel, Namun Tim Masih Terkendala Masuk Lokasi
Sebagai langkah cepat, BPBD Sumut telah mengirim 30 personel ke dua wilayah terdampak utama: 15 orang ke Tapanuli Tengah dan 15 orang ke Tapanuli Selatan.
Namun hingga sore hari, kedua tim ini belum berhasil mencapai desa-desa paling parah terdampak.
“Aksesnya terputus sehingga mobilisasi logistik dan tim SAR terhambat,” jelas Herianto.
Tim membawa bantuan logistik prioritas seperti makanan siap saji, tenda darurat, obat-obatan, dan perlengkapan evakuasi.
BMKG Sudah Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem
BMKG sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini mengenai zona cuaca ekstrem untuk wilayah Sumatera Utara pada 24–27 November 2025.
Hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi lama menjadi pemicu utama terjadinya banjir bandang dan longsor di wilayah pegunungan dan aliran sungai.
“BMKG sudah mengingatkan bahwa selama periode 24-27 November cuaca di Sumut sangat ekstrem. Peringatan ini sesuai dengan kondisi di lapangan,” kata Herianto.
Hingga kini BPBD masih melakukan pendataan sembari mengerahkan tambahan personel untuk mempercepat proses pencarian korban hilang dan penanganan pengungsi.












