“Maka seluruh aktivis dan gerakan mahasiswa harus bersatu, bergerak untuk menggalang kekuatan menghadapi kekuasaan politik yang otoriter,” kata Sutrisno.
Mantan anggota DPRD Sumut peride 2014 – 2019 ini menegaskan bahwa negara menjamin kebebasan berpikir kritis.
Menghalangi dan membungkam nalar kritis, kata dia, sebagai tindakan yang bertentangan dengan semangat berbangsa dan bernegara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Oleh sebab itu, pihak kepolisian membebaskan keempat pimpinan (aktivis) mahasiswa tersebut. Mereka adalah calon-calon pemimpin bangsa yang sedang belajar, berjuang. Mereka menjadi aktivis mahasiswa karena tidak memiliki darah biru yang membuat mereka mudah mencapai sesuatu,” ujar Sutrisno.
Terjaring OTT
Sebelumnya, beredar informasi bahwa empat pimpinan organisasi kelompok Cipayung Plus Kota Medan tertangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT).
Polisi membenarkan terkait informasi adanya operasi tangkap tangan (OTT) terhadap empat ketua organisasi yang tergabung dalam Cipayung Plus itu.
Melansir tribunmedan, Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Medan Kompol Jama Kita Purba membenarkan bahwa pihaknya melakukan operasi tangkap tangan.
“Yang jelas OTT (operasi tangkap tangan) ada,” kata Kompol Jama Kita, Rabu (7/8).
Meski tidak menjelaskan secara detail tindak pidana dalam operasi tersebut, Kompol Jama kita mengatakan kasus tersebut terkait suap.
“Kira-kira demikian (suap),” ujar Jama Kita.(Cr1/topikseru.com)
Halaman : 1 2