Bareskrim Polri Sita 1.883 Bal Pakaian Bekas di Kota Bandung dan Cikarang

Selasa, 6 Agustus 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Barang bukti yang ditunjukkan dalam konferensi pers di Penimbunan Pabean Bea dan Cukai Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/8/2024). Antara/HO-Divisi Humas Polri

Barang bukti yang ditunjukkan dalam konferensi pers di Penimbunan Pabean Bea dan Cukai Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/8/2024). Antara/HO-Divisi Humas Polri

TOPIKSERU.COM, JAKARTA – Kepala Bareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengatakan pihaknya telah menyita 1.883 bal pakaian bekas impor atau balpres dari Kota Bandung dan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Dia mengatakan tindakan tesebut sebagai upaya Satgas Importasi Ilegal untuk menyelamatkan industri dan UMKM dalam negeri.

Komjen Wahyu Widada menyebut masuknya pakaian bekas dari China, Korea dan Jepang, ke Indonesia menyebabkan multiplier effect atau efek dari atas ke bawah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Tidak hanya merugikan dari sisi penerimaan negara tetapi juga berdampak kepada industri tekstil dalam negeri dan UMKM,” kata Komjen Wahyu dalam paparannya di Penimbunan Pabean Bea dan Cukai Cikarang, Bekasi.

Menurutnya, nilai pakaian impor tersebut mereka jual dengan sangat murah sehingga produk tak mampu bersaing.

Baca Juga  Mendag Zulkifli Hasan Bahas Pembentukan Satgas Impor Ilegal Bersama Kejagung

“Multiplier efffect-nya banyak. Pabrik-pabrik garmen kita tutup, UMKM kita tidak bisa bersaing. Sementara kita menyadari bahwa UMKM adalah salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia,” kata dia dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (6/8).

Komjen Wahyu mengatakan Indonesia berpotensi menjadi negara dengan perekonomian yang tinggi, sebagaiman yang menjadi cita-cita pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Namun, lanjutnya, kehadiran barang-barang impor ilegal memberikan dampak buruk pada keberlangsungan ekonomi bangsa.

“Karena syarat menjadi negara dominan adalah pertumbuhan ekonomi di atas lima persen dan stabilitas keamanan dan ketertiban. Kalau barang-barang ini masuk terus, UMKM dan industri kita turun, makin banyak pengangguran. Dampaknya juga kepada stabilitas keamanan juga. Karena masalahnya akan lari ke perut,” ujara Komjen Wahyu Widada.

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Dilempar Bom Molotov, Warga Medan Belawan Resah, Dua Hari Berturut Diserang Kelompok Pemuda
Pencuri Bercelana Dalam Panjat Pagar Warga di Medan, Warganet Heboh Serukan “Kolor Ijo Kambuh!”
Komnas HAM Desak Polda Sumut Stop Kekerasan Konflik Lahan Sihaporas dengan PT TPL
Polsek Medan Timur Bekuk Pencuri iPhone Mahasiswa, Terungkap Lewat Rekaman CCTV
LBH Medan Soroti Tuntutan 1 Tahun Penjara untuk Sertu Riza Pahlivi dalam Kasus Penyiksaan Remaja 15 Tahun hingga Tewas
Polda Sumut Bongkar 862 Kasus Narkoba Sepanjang 2025, 1.010 Tersangka Diciduk dan Rp192 Miliar Barang Haram Disita
Sidang Suap Proyek Jalan Rp 165 Milar di Sumut: PPK Sebut Topan Ginting Perintahkan Atur Pemenang
Kasus Pencabulan Bocah Perempuan di Sumut, Ayah dan Paman Jadi Tersangka Utama

Berita Terkait

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 16:58

Dilempar Bom Molotov, Warga Medan Belawan Resah, Dua Hari Berturut Diserang Kelompok Pemuda

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 16:21

Pencuri Bercelana Dalam Panjat Pagar Warga di Medan, Warganet Heboh Serukan “Kolor Ijo Kambuh!”

Jumat, 3 Oktober 2025 - 20:43

Komnas HAM Desak Polda Sumut Stop Kekerasan Konflik Lahan Sihaporas dengan PT TPL

Jumat, 3 Oktober 2025 - 17:47

Polsek Medan Timur Bekuk Pencuri iPhone Mahasiswa, Terungkap Lewat Rekaman CCTV

Jumat, 3 Oktober 2025 - 16:21

LBH Medan Soroti Tuntutan 1 Tahun Penjara untuk Sertu Riza Pahlivi dalam Kasus Penyiksaan Remaja 15 Tahun hingga Tewas

Berita Terbaru