OTT Kadis PUPR Sumut Bongkar “Pemerintahan Bersih” Ala Bobby Nasution, Dinasti Jokowi-Gibran di Ujung Krisis?

Kamis, 3 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penangkapan orang dekat Bobby Nasution memicu spekulasi tajam soal masa depan dinasti politik Jokowi. Pakar politik membaca ini bukan sekadar korupsi proyek, melainkan pertarungan kendali menuju Pilpres 2029.

Topikseru.com – Deklarasi “Pemerintahan Bersih” yang digembar-gemborkan Bobby Nasution saat pelantikan sebagai Gubernur Sumatera Utara pada November 2024 kini justru dibenturkan oleh kenyataan pahit: OTT terhadap Kepala Dinas PUPR Topan Obaja Putra Ginting (TOP) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ironisnya, Topan Ginting adalah orang kepercayaan Bobby sejak menjabat Wali Kota Medan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Shohibul Anshor Siregar, Dosen Sosiologi Politik FISIP UMSU, kepada Topikseru.com menyebut peristiwa ini bukan sekadar kegagalan moral individu, melainkan simptom akut dari patologi demokrasi elektoral Indonesia.

“Korupsi sudah menjadi bagian dari sistem suksesi. Kita tidak lagi bicara kasus lokal, ini gejala kronis dari demokrasi yang ditukar dengan utang politik,” tegas Shohibul Anshor Siregar.

Baca Juga  Heboh Uang Bobby Nasution Miliaran Hilang di Rumah Dinas, Begini Kata Polisi

Korupsi Loyalitas dan Patronase

OTT yang menyeret nama Topan, arsitek proyek infrastruktur era Bobby, mengungkap pola lama dalam balutan jargon baru.

Menurut Siregar, korupsi dalam kasus ini sarat nuansa patron-klien.

“Proyek infrastruktur adalah mata uang kekuasaan. Ini korupsi yang dilanggengkan atas nama loyalitas,” jelasnya.

Yang membuatnya lebih menyesakkan, proyek yang diduga dikorupsi justru merupakan bagian dari program unggulan Bobby: “Revitalisasi Jalan Lintas Barat Sumut” – narasi reformasi yang kini runtuh di bawah kaki penyidik.

KPK Menyentuh Bayangan Istana

Apa yang membuat OTT kali ini menggetarkan bukan hanya jumlah kerugian, tapi proksimitas pelaku ke lingkar kekuasaan nasional.

Penulis : Muchlis

Follow WhatsApp Channel topikseru.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

DPR Jawab Tuntutan 17+8 dengan Enam Keputusan, Mulai dari Hapus Tunjangan hingga Moratorium Kunker
Tuntutan 17+8: Seruan Boikot Caleg di Pemilu 2029 Menggema
Mahasiswa Pandu Pimpinan DPR Bersumpah: Berbahasa Satu, Tanpa Kebohongan dan Kemunafikan
DPR Respons Tuntutan 17+8 Rakyat: Dari Kasus Affan Kurniawan Hingga RUU Perampasan Aset
Nasib Ahmad Sahroni: Rumah Dijarah, Dinonaktifkan dari DPR RI, Bagaimana Selanjutnya?
Astrid Kuya Ikhlas Rumah Dijarah Massa, “Semoga Barang-Barang Itu Bermanfaat”
NasDem Minta Gaji dan Fasilitas Sahroni dan Nafa Urbach Disetop
Soroti Penangkapan Direktur Lokataru, Benny K Harman Komisi III: Polisi Harus Bedakan Ajakan Demonstrasi dan Anarkis

Berita Terkait

Sabtu, 6 September 2025 - 07:01

DPR Jawab Tuntutan 17+8 dengan Enam Keputusan, Mulai dari Hapus Tunjangan hingga Moratorium Kunker

Sabtu, 6 September 2025 - 00:29

Tuntutan 17+8: Seruan Boikot Caleg di Pemilu 2029 Menggema

Kamis, 4 September 2025 - 11:10

Mahasiswa Pandu Pimpinan DPR Bersumpah: Berbahasa Satu, Tanpa Kebohongan dan Kemunafikan

Kamis, 4 September 2025 - 08:01

DPR Respons Tuntutan 17+8 Rakyat: Dari Kasus Affan Kurniawan Hingga RUU Perampasan Aset

Kamis, 4 September 2025 - 06:01

Nasib Ahmad Sahroni: Rumah Dijarah, Dinonaktifkan dari DPR RI, Bagaimana Selanjutnya?

Berita Terbaru